:: Ayat 3 ::
"Yaitu orang-orang yang beriman kepada yang gaib dan mendirikan solat, serta mendirikan solat, serta menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan kepada mereka." Al-Quran membagi alam wujud menjadi dua bagian, yaitu alam gaib yang tak terjangkau oleh indera kita, dan alam nyata yang dapat kita raba dan kita ketahui keberadaannya melalui indera. Sebagian orang hanya mau menerima dan meyakini keberadaan hal-hal yang dapat mereka lihat dan mereka dengar serta mereka tangkap dengan salah satu dari panca indera mereka. Mereka ingin memahami segala sesuatu hanya melalui indera mereka. Padahal indera manusia sangat terbatas dan tidak mampu menjangkau segala sesuatu yang ada. Umpamanya, daya teknik yang merupakan salah satu ciri khas benda-benda materi, tidak dapat ditangkap dengan indera. Akan tetapi kita mengetahui keberadaannya melalui peristiwa jatuhnya benda-benda ke bawah yaitu ke bumi. Jadi pengetahuan kita akan keberadaan kekuatan atau daya tarik ini, datang melalui akibat-akibat yang ditimbulkannya, bukan dengan menangkap esensi daya tarik itu sendiri. Sebagian orang berkeinginan melihat Allah SWT dengan mata mereka. Hal itu sebagaimana Bani Israel yang berkata kepada Nabi Musa 'alaihissalam; Artinya: "Kami tidak akan beriman kepadamu kecuali jika kami dapat melihat Allah dengan terang." Padahal Allah SWT bukan jisim, sehingga dapat dilihat. Akan tetapi kita dapat memastikan, dan meyakini alam gaib, yaitu wujud Allah, para malaikat, dan alam akhirat, yang semuanya itu tak terjangkau oleh indera lahir manusia. Tentu saja, iman adalah tingkat yang lebih tinggi dari pada ilmu dan pengetahuan. Suatu tahap dimana hati dan jiwa manusia juga menyaksikan adanya wujud sesuatu, menjalin hubungan dengannya dan mencintainya. Jelas sekali bahwa iman dan keyakinan seperti ini juga akan melahirkan perbuatan-perbuatan baik pada diri manusia. Dan pada prinsipnya, menurut pandangan Islam, Iman tanpa amal, dan keyakinan semata-mata, tidak akan membawa manusia ke arah kesempurnaan. Ayat ini mengatakan, orang-orang yang bertakwa selain orang-orang yang beriman kepada yang gaib, juga merupakan orang-orang yang mendirikan solat dan menunaikan zakat. Dengan solat yang merupakan Dzikrullah, mereka memenuhi tuntutan-tuntutan ruhani dan jiwa mereka. Dengan itu mereka akan dapat memenuhi tuntutan-tuntutan masyarakat, sehingga rakyat pun dapat merasakan kesejahteraan hidup sekedarnya. Sesungguhnya solat saja dengan sendirnya tidaklah cukup. Seseorang hendaklah menegakkan solat, juga mengajak orang lain untuk menegakkan solat. Hendaknya solat dilakukan di awal waktu, juga di dalam masjid dengan berjamaah. Dengan demikian solat akan mendatangkan manfaat di dalam masyarakat dan merupakan kedudukan yang sebenarnya. Berkenaan dengan masalah sedekah pun, Islam tidak menganjurkan pemberian bantuan-bantuan material saja lalu selesai. Akan tetapi yang ditegaskan di dalam Al-Quran untuk diberkan kepada orang lain ialah "Mim Ma Razaqna". Yaitu apa saja yang telah Allah berikan, meliputi kekayaan harta, kekuatan, kekuasaan, ilmu pengetahuan, dan segala fasilitas, kelebihan yang merupakan pemberian Allah SWT. Kini marilah kita lihat sekilas hal-hal yang dapat kita ambil sebagai pelajaran dari kalam Ilahi ini: 1) Alam wujud, tak terbatas pada alam materi. Terdapat hal-hal yang memiliki wujud, tetapi tak terjangkau oleh indera kita. Namun akal dan hati kita dapat membuktikan wujud mereka itu. Dengan demikian kita harus menyakini keberadaan hal-hal tersebut. 2) Iman tak terpisahkan dari amal perbuatan, dan orang yang beriman adalah orang yang selalu beramal soleh, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT. 3) Solat adalah amalan terpenting bagi manusia beriman. 4) Segala apa yang kita miliki adalah dari Allah, dengan demikian sebagian darinya mestilah kita berikan kepada orang lain yang memerlukan. Allah pun akan memberikan gantinya baik di dunia maupun di akhirat. 5) Islam adalah agama yang lengkap dan diturunkan untuk mengatur kehidupan masyarakat. Islam mengatur hubungan dengan manusia dan manusia dengan masyarakatnya. |
0 comments:
Post a Comment